Tuesday, December 15, 2009

Perencanaan Strategi Pemasaran : Proses yang Mengerucut

Perencanaan strategi pemasaran adalah proses yang mengerucut.

Begitu banyak kesempatan yang ada di pasar. Dengan demikian pasar sasaran dan bauran pemasaran yang sesuai untuk pasar sasaran pun bermacam-macam. Perusahaan harus menentukan pasar sasaran dan bauran pemasaran yang paling sesuai untuk perusahaan. Proses mengerucut untuk menyeleksi target pasar dan bauran pemasaran yang sesuai inilah yang disebut perencanaan strategi pemasaran.

Dalam prosesnya, perencanaan strategi pemasaran akan mencakup beberapa proses.

Saya menyarankan anda membaca buku Basic Marketing : A Marketing Strategy Planning Apporach (Perrerault, Cannon, Mc.Carthy, 2009) halaman 49, Exhibit 2-10 untuk mendapatkan gambaran dari proses perencanaan pemasaran.

Untuk menentukan strategi pemasaran (pasar sasaran + bauran pemasaran) yang tepat, maka dibutuhkan kriteria penyeleksian baik secara kualitatif dan kuantitatif.

Beberapa alat seleksi yang dapat digunakan adalah :
1. Segmentasi : Proses pengelompokkan konsumen menjadi beberapa kelompok tertentu dengan kebutuhan yang hampir sama.
2. Diferensiasi : Proses untuk membedakan bauran pemasaran perusahaan terhadap bauran pemasaran perusahaan pesaing.
3. SWOT analysis : Analisa yang mengidentifikasi seluruh kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat) suatu perusahaan.

Keterangan 1.
Dilakukan dengan mempertimbangkan faktor konsumen dan perusahaan.
Segmentasi ditindaklanjuti dengan pemilihan target segmen yang akan dituju.
Proses ini penting karena setiap konsumen adalah unik dan berbeda satu dengan yang lain. Dengan melakukan pengelompokkan terhadap konsumen-konsumen dengan kebutuhan yang hampir sama, maka perusahaan dapat menargetkan kelompok tertentu dibanding harus menargetkan setiap individu.

Keterangan 2.
Dilakukan dengan mempertimbangkan faktor perusahaan dan perusahaan pesaing.
Diferensiasi ditindaklanjuti dengan pemosisian produk/jasa perusahaan.
Proses ini penting agar perusahaan dapat mengkondisikan tawarannya sebagai sesuatu yang unik dan berbeda dari produk pesaingnya di mata konsumen. Atas perbedaan itulah, diharapkan konsumen dapat melakukan keputusan pembelian yang lebih baik.

Keterangan 3.
Dilakukan dengan melakukan analisa perusahaan, baik secara internal maupun eksternal.
Analisis internal akan menghasilkan faktor Strength dan Weakness.
Analisis eksternal akan menghasilkan faktor Opportunities dan Threats.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Sunday, December 13, 2009

Ekuitas Konsumen (Consumer Equity)

Apakah itu ekuitas konsumen? Kata-kata ini sangat menarik. Dalam pandangan ekuitas konsumen, konsumen adalah aset bagi perusahaan yang mempunyai nilai. Jadi bagi perusahaan, bukan hanya pabrik, kantor, peralatan yang mempunyai nilai, tetapi konsumen pun punya nilai yang dapat dihitung. Nilai ini lah yang disebut ekuitas konsumen.

Ekuitas konsumen (consumer equity) adalah aliran pendapatan yang diharapkan dari konsumen perusahaan sekarang dan yang akan datang pada periode tertentu. (Perrerault, Cannon, Mc.Carthy, 2009)

Contoh :
Seorang konsumen memakai 1 botol shampo dalam 1 bulan.
Keuntungan perusahaan = Rp.1000/botol.
Rata-rata umur pemakaian seorang konsumen = 30 tahun/konsumen.
Maka Ekuitas seorang konsumen adalah = 30tahun/konsumen x 12bulan/tahun x 1 botol/bulan x Rp.1000/botol = Rp.360.000/konsumen
Jika perusahaan memiliki 1.000.000, maka total Ekuitas konsumen adalah = Rp.360.000/konsumen x 1.000.000 konsumen = Rp.360.000.000.000

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui beberapa cara untuk meningkatkan ekuitas konsumen yaitu dengan meningkatkan laba per unit produk, umur pemakaian konsumen, dan jumlah pemakaian.
Yang menjadi masalah adalah umur pemakaian konsumen. Kenapa? Apakah produk anda tidak memiliki pesaing atau subtitusi? Jika tidak, maka umur pemakaian konsumen dapat dipastikan tetap. Tetapi hampir semua produk mempunyai pesaing dan subtitusi, oleh karena itu umur pemakaian konsumen dapat panjang, juga pendek. Panjang jika konsumen tetap setia mengkonsumsi produk perusahaan. Pendek jika konsumen beralih menggunakan produk pesaing atau subtitusi.

Semakin tinggi ekuitas konsumen, maka semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi dividen yang dibagikan dan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi dividen dan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi hasil yang didapatkan oleh pemilik (stockholder). Atas dasar inilah, seorang manajer pemasaran perlu untuk mengelola program pemasaran perusahaan secara keseluruhan agar menciptakan ekuitas konsumen yang tinggi yang pada akhirnya akan memberikan hasil yang tinggi bagi pemilik perusahaan.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Monday, December 7, 2009

Program Pemasaran Perusahaan

Apakah anda mengetahui perbedaan antara strategi pemasaran (marketing strategy), rencana pemasaran (marketing plan), dan program pemasaran perusahaan (firm's marketing program)?

Inilah definisi sederhana tentang ketiga hal tersebut :
Strategi pemasaran = Pasar sasaran + Bauran pemasaran
Rencana pemasaran = Strategi pemasaran + Rincian tentang waktu pelaksanaan dan prosedur kontrol
Program pemasaran perusahaan = Rencana pemasaran + Rencana pemasaran lainnya
---
Strategi pemasaran = Pasar sasaran + Bauran pemasaran

Penjelasan mengenai strategi pemasaran telah saya jelaskan dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Strategi Pemasaran : Awal dari Program Pemasaran".
---
Rencana pemasaran = Strategi pemasaran + Rincian tentang waktu pelaksanaan dan prosedur kontrol

Rencana pemasaran menyangkut pelaksanaan/implementasi dan kontrol terhadap strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Agar strategi pemasaran dapat dilaksanakan dengan baik, maka rencana pemasaran harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :
1. Bauran pemasaran apa yang akan digunakan, kepada siapa, dan berapa lama?
2. Berapa biaya yang dibutuhkan (berkaitan dengan sumber daya perusahaan) per periode waktu (minggu, bulan, tahun)?
3. Hasil apa yang diinginkan (jumlah penjualan, keuntungan, tingkat kepuasan konsumen)?

Kontrol dilakukan setelah pelaksanaan. Kontrol menyediakan umpan balik kepada manajer atas strategi pemasaran yang telah dilakukan, apakah strategi pemasaran yang dilakukan sudah mencapai hasil yang diinginkan atau belum. Dari umpan balik tersebut, manajer pemasaran akan melakukan penyesuaian terhadap strategi pemasaran yang ada.
Beberapa instrumen yang digunakan untuk melakukan kontrol adalah analisa penjualan, survey kepuasan konsumen, analisa atas biaya dan keuntungan.
---
Program pemasaran perusahaan = Rencana pemasaran + Rencana pemasaran lainnya

Perusahaan terkadang tidak hanya memiliki satu produk saja, tetapi banyak jenis dan macamnya. Oleh karena itu ada beberapa strategi pemasaran dan rencana pemasaran dari masing-masing produk tersebut. Perusahaan dengan sumber daya yang terbatas harus membuat program pemasaran perusahaan yang mencakup seluruh program pemasaran yang ada, mengalokasikan sumber daya yang ada agar setiap program pemasaran dapat memberikan kontribusi terbaik untuk perusahaan.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Sunday, December 6, 2009

Bauran Pemasaran : Produk, Tempat, Promosi, Harga

Dalam ilmu pemasaran, bauran pemasaran lebih dikenal dengan nama marketing mix. Seperti pada blog sebelumnya (Strategi Pemasaran : Awal dari Program Pemasaran), bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran (target market). Variabel-variabel tersebut adalah :
1. Produk (Product)
2. Tempat (Place)
3. Promosi (Promotion)
4. Harga (Price)

Keempat variabel ini dikenal dengan nama 4Ps. Selain dipengaruhi oleh pasar sasaran. Keempat variabel ini juga saling mempengaruhi.

Saya akan menjelaskan gambaran besar dari bauran pemasaran ini.

1. Produk (Product) adalah tawaran untuk memuaskan kebutuhan dari perusahaan.
Tawaran ini dapat berbentuk barang, jasa, atau campuran keduanya. Produk menggambarkan bagaimana perusahaan menciptakan produk yang tepat untuk pasar sasaran.
Berkaitan dengan produk adalah pemberian merek, pengemasan, jaminan, pengembangan produk baru, kualitas produk dan lini produk yang ada.

2. Tempat (Place) adalah bagaimana perusahaan membuat produk/jasanya tersedia dalam jumlah dan lokasi yang tepat ketika konsumen memerlukan produk/jasa tersebut.
Untuk lebih sederhana, tempat disini dapat dipahami sebagai saluran distribusi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam mendistribusikan produknya.
Berkaitan dengan tempat adalah wholesaler(termasuk distributor, pedagang besar), retailer(pengecer), dan logistik.

3. Promosi (Promotion) adalah bagaimana perusahaan mengkomunikasikan produk/jasanya kepada saluran distribusi dan pasar sasarannya untuk mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.
Promosi dibedakan menjadi 3, yaitu penjualan pribadi (personal selling), penjualan massa (mass selling), dan promosi penjualan (sales promotion).

4. Harga (Price) adalah sejumlah uang yang perlu dibayarkan konsumen untuk mendapatkan tawaran perusahaan.
Jika perusahaan melihat harga sebagai pendapatan, maka konsumen melihat harga sebagai biaya.
Yang perlu diperhatikan adalah tujuan penetapan harga, kebijakan harga yang digunakan, dan bagaimana menetapkan harga di dunia bisnis.

Penjelasan saya tentang bauran pemasaran diatas masih sangat sederhana. Penjelasan lebih rinci dari masing-masing bauran akan saya jelaskan dalam tulisan-tulisan saya berikutnya.

Contoh untuk bauran pemasaran
Produk : Teh botol, kemasan botol, 200ml
Tempat : Penjaja minuman pinggir jalan, dikategorikan retailer
Promosi : Iklan dengan slogan "Apapun makanannya, minumannya Teh botol Sosro"
Harga : Rp.2.500-Rp.3.000/botol

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Pemasaran : Berdasarkan sasaran vs Massal ?

Ketika kita berbicara mengenai pemasaran berdasarkan sasaran (target marketing) dan pemasaran massal (mass marketing), maka kita sedang membicara pasar sasaran (target market)

Pasar sasaran (target market) dapat dilihat dari 2 sisi :
1. Setiap individu mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda.
2. Setiap individu mempunyai karakteristik sama atau cenderung sama.

Berdasarkan pengertian inilah muncul pemahaman pemasaran berdasarkan sasaran dan pemasaran massal.
Pemasaran berdasarkan sasaran mengasumsikan bahwa setiap individu yang menjadi sasaran perusahaan adalah unik dan berbeda satu dengan yang lain.
Pemasaran massal mengasumsikan bahwa setiap individu yang menjadi sasaran perusahaan mempunyai karakteristik yang sama atau cenderung sama.

Manakah yang lebih baik antara membuat pemasaran untuk massal (mass marketing) dengan pemasaran untuk sasaran tertentu (target marketing)?

Jawabannya adalah tergantung daripada jenis produk yang ingin dijual. Untuk jenis barang tertentu, pemasaran massal lebih baik dibandingkan dengan pemasaran berdasarkan sasaran, begitu pula sebaliknya. Secara umum, lebih banyak produk yang menggunakan pemasaran berdasarkan sasaran dibandingkan dengan pemasaran massal.

Untuk barang-barang yang sulit didiferensiasi (dibedakan satu dengan yang lainnya), konsumen cenderung besar dan tersebar , maka pemasaran massal akan menjadi lebih baik.
Contoh : gula. Kenapa anda mengkonsumsi gula? Apakah ada alasan lain karena rasa manis? Sebagian besar konsumen akan menjawab karena rasa manis yang disebabkan oleh gula, tetapi hal ini tentu saja tidak berlaku untuk semua konsumen. Ada konsumen yang bukan hanya rasanya, tapi juga warnanya, mungkin juga kemasannya. Pernahkah anda berpikir kenapa produk Gulaku bisa timbul?

Untuk barang-barang yang cenderung didiferensiasi (dibedakan satu dengan yang lainnya), maka pemasaran berdasarkan sasaran akan menjadi lebih baik.
Contoh : pakaian. Jika fungsi utama pakaian adalah melindungi tubuh, maka kita juga mengetahui bahwa fungsi dari pakaian sekarang ini bukan hanya itu. Ada konsumen yang lebih mengutamakan bagaimana pakaian tersebut dapat membantu memperbaiki penampilan mereka. Hal inilah yang menimbulkan apa yang kita sebut sekarang ini sebagai fesyen (fashion).

Apakah dengan menggunakan pemasaran berdasarkan sasaran (target marketing), jumlah konsumen saya menjadi sedikit?

Dengan menggunakan target marketing, bukan berarti jumlah konsumen anda sedikit. Pada tahun 2004, penggunaan popok di Indonesia sudah mencapai 500 miliar/tahun. Bayangkan omset 500 miliar hanya salah satu perlengkapan bayi yaitu popok. Jadi mempunyai sasaran yang spesifik bukan berarti kecil, bukan?

Pemasaran berdasarkan sasaran juga dapat menjadi sarana produsen untuk menetapkan harga yang lebih tinggi. Salah satu contoh yang dapat anda lihat di Jakarta adalah Food Hall yang terletak di Sogo. Food Hall mentargetkan konsumen rumah tangga yang lebih mapan.
Sekalipun sekilas terlihat sama dengan supermarket pada umumnya, tetapi ada perbedaan yang signifikan akan produknya. Banyak barang-barang impor dan khusus yang tidak dijual di supermarket biasa, harga barang lebih mahal daripada umumnya, dan kualitas barangnya relatif lebih baik.

Sudahkah anda memutuskan pemasaran mana yang akan anda pakai? Target marketing atau Mass Marketing?

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Strategi Pemasaran : Awal dari Program Pemasaran

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah awal dari pembentukan program pemasaran.

Strategi pemasaran (marketing strategy) mencakup 2 hal :
1. Pasar sasaran (target market) : sekelompok konsumen yang cenderung sama yang ingin didekati perusahaan.
2. Bauran pemasaran (marketing mix) : variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran.

Pasar sasaran dalam hal ini dapat diartikan sebagai konsumen yang akan dijadikan sasaran oleh perusahaan. Berdasarkan pemahaman ini dapat diartikan bahwa bukan konsumen yang menyesuaikan diri dengan perusahaan, tetapi perusahaan yang menyesuaikan penawarannya dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pasar sasaran (target market) adalah inti dari sebuah strategi pemasaran. Jika diumpamakan sebuah sel, maka pasar sasaran adalah nukleusnya. Tanpa nukleus, sebuah sel akan mati. Begitu pula dengan sebuah strategi pemasaran tanpa pasar sasaran yang jelas tidak akan berhasil.

Bentuk penawaran dari perusahaan disebut sebagai bauran pemasaran. Kenapa disebut bauran pemasaran? Karena penawaran tersebut terdiri dari 4 variabel : produk, tempat, promosi, dan harga. Biasa dikenal dengan nama 4P (Product, Place, Promotion, Price).

Bauran pemasaran harus menyesuaikan dirinya dengan pasar sasarannya. Terdapat hubungan antara produk, tempat, promosi dan harga tersebut dimana perubahan salah satu dari 4 variabel tersebut akan mempengaruhi variabel yang lainnya.

Dalam tulisan saya selanjutnya saya akan menjelaskan tentang pentingnya mempunyai pasar sasaran, beda antara pemasaran berdasarkan sasaran (target marketing) dan pemasaran massal (mass marketing), dan definisi lebih jauh dari bauran pemasaran (marketing mix).

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Manajer Pemasaran : Orang yang bertanggung jawab

Dalam ilmu manajemen, kita mengenal istilah POAC (Planning Organizing Actuating Controlling) yang dipopulerkan oleh George R. Terry. Beberapa menggunakan Planning Directing Controlling dengan menggabungkan fungsi Organizing dan Actuating menjadi fungsi Directing. Ketiga fungsi dasar ini akan dipakai oleh semua manajer, apakah itu produksi, pemasaran, keuangan, ataupun sumber daya manusia.

Fungsi yang dijalankan oleh seorang manajer pemasaran dapat dibedakan menjadi 3 hal :
1. Perencanaan, mencakup : menetapkan tujuan yang ingin dicapai, mengevaluasi kesempatan/peluang pemasaran yang ada, menciptakan strategi pemasaran, mempersiapkan rencana pemasaran, mengembangkan program pemasaran.
2. Implementasi : pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat.
3. Kontrol, mencakup : pengukuran hasil yang dicapai dan evaluasi proses implementasi pemasaran yang dilakukan.

Keseluruhan proses ini disebut strategic management planning.
Strategic management planning diartikan sebagai proses manajerial yang mengembangkan dan menjaga keseimbangan antara sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dengan kesempatan pasar yang ada untuk perusahaan tersebut (Perrerault, Cannon, Mc.Carthy, 2009).

Seorang manajer pemasaran tidak hanya melihat kepada masa sekarang tetapi juga masa depan. Begitu pula dengan rencana pemasaran yang akan dibuatnya. Seorang manajer pemasaran harus dapat melihat kesempatan/peluang pemasaran yang ada, merumuskannya menjadi sebuah program pemasaran dan menjalankannya.

Contoh : JCO. JCO pada awalnya hanya menjual donat. Tetapi setelah melihat Starbucks sukses, maka JCO pun menjual kopi dengan perbedaan ketika anda membeli kopi dari JCO maka anda secara otomatis akan mendapatkan sepotong donat (glassy) secara cuma-cuma. Belum lama ini, Sour Sally masuk ke Indonesia dan sukses. JCO melihat peluang yang ada dan membuat produk lini yang baru yaitu JYoghurt.
Saya dapat membahas lebih jauh tentang JCO, tetapi dalam hal ini yang saya ingin tunjukkan adalah bagaimana JCO dapat mengidentifikasi kesempatan/peluang yang ada di pasar makanan dan minuman, merumuskannya menjadi program pemasaran dan menjalankannya.

Pada tulisan selanjutnya, saya akan menjelaskan tentang strategi pemasaran (marketing strategy) yang merupakan awal dari program pemasaran.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Tuesday, October 20, 2009

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Pemasaran

Sekalipun kebebasan untuk memilih (freedom of choice) terletak pada konsumen dan produsen, seringkali terjadi dilema mikro-makro (micro-macro dilemma) dalam beberapa keputusan konsumen. Secara tidak sadar keputusan produsen untuk memproduksi suatu barang dan keputusan konsumen untuk mengkonsumsi barang tersebut akan mempengaruhi lingkungan sekitar termasuk konsumen itu sendiri dalam jangka panjang.

Pemasaran pada dasarnya adalah ilmu yang umumnya dipelajari oleh perusahaan karena perusahaan mempunyai kepentingan yang lebih tinggi untuk menguasai ilmu ini dibanding dengan konsumen. Konsumen dengan keterbatasan sumber daya dan waktunya jarang sekali mendalami mengenai ilmu ini. Tetapi sekalipun demikian, konsumen yang mempelajari ilmu pemasaran akan mempunyai proses keputusan pembelian yang lebih baik.

Masih ingatkah anda ketika dalam blog sebelumnya saya menjelaskan tentang tujuan utama perusahaan adalah laba dan kepuasan konsumen? Laba dan kepuasan konsumen berjalan pararel dimana jika kepuasan konsumen tercapai maka laba pun akan datang dengan sendirinya. Tetapi dalam definisi nilai konsumen berkaitan dengan kepuasan konsumen, manfaat yang dirasakan oleh setiap konsumen berbeda-beda.

Contoh : Manfaat rokok untuk seorang perokok tinggi, tetapi bagaimana dengan sekitarnya? Apakah rokok benar-benar baik untuk perokok? Apakah manfaat yang dia asumsikan tinggi tersebut benar-benar mempunyai nilai konsumen yang tinggi untuk dirinya?

Benarkan produsen bertindak semata-mata karena kebutuhan yang ada? Kebutuhan menciptakan produk atau produk menciptakan kebutuhan? Perempuan menyukai penampilan yang lebih tinggi, apakah karena itu timbul sepatu hak tinggi yang mengakibatkan penyakit kaki dalam pemakaian jangka panjang? Manusia membutuhkan sex, apakah karena itu timbul prostitusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut?

Etika pemasaran berkaitan dengan keputusan pemasaran yang menyangkut etika. Etika adalah sesuatu yang bersifat tidak tetap, benar salah sebuah keputusan tergantung dari pola pandang dipakai.

Contoh : Pernahkah anda melihat tulisan bebas lemak pada produk-produk makanan? Apa yang ada di pikiran anda ketika melihat tulisan tersebut? Tulisan tersebut bisa saja benar bahwa makanan tersebut tidak mengandung lemak, tetapi seringkali konsumen lupa bahwa makanan tersebut masih mengandung kalori. Pola pandang ini disadari oleh produsen dan digunakan dalam promosi produknya. Etis kah mereka berbuat demikian?

Dengan adanya dilema mikro-makro dan etika pemasaran, maka produsen membutuhkan sebuah patokan/pedoman untuk mengambil keputusan. Pada saat inilah konsep pemasaran (marketing concept) dipakai sebagai patokan/pedoman.

Konsep pemasaran yang merupakan pertemuan antara kepuasan konsumen, total usaha perusahaan, dan keuntungan atau tujuan jangka panjang lainnya merupakan patokan/pedoman untuk membuat suatu keputusan pemasaran. Hanya saja yang perlu diingat hendaknya kesejahteraan konsumen (consumer welfare) dalam jangka panjang dimasukkan ke dalam ruang lingkup kepuasan konsumen.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep pemasaran, hendaknya anda membaca blog saya sebelumnya yang berjudul 'Konsep Pemasaran dan Manfaatnya untuk Perusahaan dan Organisasi Nirlaba'

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Monday, October 19, 2009

Nilai Konsumen hubungannya dengan Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen(consumer satisfaction) terjadi ketika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan dari konsumennya.

Kotler mengajarkan kepuasan konsumen dari sisi harapan (expectancy) dan kinerja (performance).
Jika harapan > kinerja, maka konsumen tidak puas.
Jika harapan < kinerja, maka konsumen puas.

Harapan dan kinerja ini berkaitan dengan barang/jasa yang dikonsumsi oleh seorang konsumen. Sebelum konsumen mengkonsumsi barang/jasa, mereka akan mempunyai harapan tentang kinerja barang/jasa tersebut. Setelah mereka mengkonsumsi, barulah mereka mengetahui kinerja yang sesungguhnya dari barang/jasa tersebut. Harapan dari konsumen dapat berubah seiring waktu dan dipengaruhi banyak faktor. Oleh karena itu kinerja dari barang/jasa pun harus berubah agar dapat mengikuti bahkan melebihi harapan konsumen untuk dapat mencapai kepuasan konsumen.

Perrerault, Cannon, Mc.Carthy dalam bukunya Basic Marketing:A Marketing Strategy Planning Approach menggambarkan hubungan antara nilai konsumen (customer value) dan kepuasan konsumen (consumer satisfaction).

Nilai konsumen (customer value) ditentukan oleh 2 hal yaitu biaya (cost) dan manfaat (benefit). Biaya mencakup biaya uang, waktu, energi, dan psikologi. Manfaat mencakup manfaat produk, jasa, pribadi, dan image.

Manfaat yang dirasakan oleh setiap konsumen berbeda-beda. Satu manfaat bisa menjadi lebih penting dibanding manfaat lainnya. Berbeda dengan manfaat, biaya bersifat mutlak dan merupakan akumulasi dari seluruh biaya yang ada; hanya saja terkadang konsumen tidak menyadari biaya lain selain biaya uang.
Jika manfaat > biaya, maka akan tercipta nilai konsumen yang tinggi (superior customer value)
Jika manfaat < biaya, maka akan tercipta nilai konsumen yang rendah (inferior customer value)

Untuk mencapai kepuasan konsumen, maka perusahaan perlu memberikan nilai konsumen (red : superior) yang lebih baik daripada pesaingnya.

Contoh :
Apakah yang anda harapkan dari sepiring nasi goreng dengan harga Rp.7000? Bagaimana jika harganya Rp.20.000? Harapan anda terhadap nasi goreng dengan harga Rp.20.000 tentu saja lebih tinggi dibanding nasi goreng dengan harga Rp.7.000. Mungkin anda berharap porsinya lebih banyak, rasanya lebih enak, pelayanannya lebih baik. Harapan yang anda ciptakan ketika anda membeli nasi goreng akan dibandingkan dengan penilaian anda setelah anda makan nasi goreng tersebut. Jika ternyata nasi goreng yang anda makan tidak memenuhi harapan anda, maka anda merasa kecewa. Jika ternyata nasi goreng yang anda makan lebih dari harapan anda, maka anda merasa puas.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Saturday, October 10, 2009

Konsep Pemasaran dan Manfaatnya untuk Perusahaan dan Organisasi Nirlaba

Konsep Pemasaran sangat sederhana.

Ada 3 macam hal yang dipertimbangkan dalam pemasaran
1. Consumer Satisfaction (Kepuasan konsumen)
2. Total Company Effort (Total usaha perusahaan - red: untuk memenuhi kebutuhan konsumen)
3. Profit or Other Long-term Measure (Laba atau Tujuan lain yang merupakan keuntungan jangka panjang)

Kepuasan konsumen adalah tujuan utama dari perusahaan. Sekalipun kata-kata ini sering didengar, masih banyak perusahaan yang masih menganggap bahwa tujuan dari perusahaan adalah kepuasan perusahaan dan bukan kepuasan konsumen. Perusahaan tersebut memposisikan pemasaran sebagai alat untuk 'membuang' (red: menjual) barang yang diproduksi, bukan untuk membuat barang yang memang diinginkan oleh konsumen.

Pemasaran adalah total usaha perusahaan. Total usaha perusahaan berarti mencakup semua departemen dalam perusahaan tersebut. Masih banyak perusahaan dengan departemen yang membangun dinding pemisah dengan departemen lain dan menganggap dirinya paling penting dalam perusahaan. Pemasaran sebagai total usaha perusahaan menuntut semua departemen yang ada dalam perusahaan tersebut untuk mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kepuasan konsumen.

Laba adalah tujuan utama dari perusahaan. Mungkin anda bingung karena di paragraf atas saya mengatakan bahwa tujuan utama dari perusahaan adalah kepuasan konsumen.
Mana yang benar? Kepuasan konsumen atau Laba? Dua-dua nya benar dan berjalan pararel. Laba adalah tujuan utama perusahaan dilihat dari kacamata bisnis. Kepuasan konsumen adalah tujuan utama perusahaan dilihat dari kacamata pemasaran. Jika konsumen puas, maka dia akan melakukan repurchasing (pembelian kembali) dan memberikan laba/keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Tujuan perusahaan bukan hanya laba. Banyak perusahaan dan organisasi yang tidak mentargetkan laba sebagai tujuan perusahaan. Contoh : WWF. WWF (World Wildlife Fund) mempunyai tujuan untuk menjaga kehidupan liar dan melindungi spesies yang terancam punah. Siapa konsumennya? Betul, sesungguhnya konsumen mereka adalah spesies (hewan, tanaman) yang mereka lindungi. Tujuan WWF bukan untuk mendapatkan laba dari spesies yang mereka lindungi, tetapi menghilangkan ancaman kepunahan dari spesies tersebut. Jika spesies yang mereka lindungi bisa berkembang biak dengan baik dan terhindar dari kepunahan, maka tujuan mereka dapat dikatakan tercapai. Tetapi untuk melakukan usaha tersebut, dibutuhkan supporter (pendukung) dalam bentuk uang dan tenaga kerja. Oleh karena itu sekalipun konsumen dari WWF adalah hewan/tumbuhan tetapi kegiatan pemasarannya ditargetkan kepada para supporternya.

Konsep Pemasaran (Marketing Concept) merupakan titik temu/perpotongan antara Kepuasan Konsumen, Total Usaha Perusahaan dan Laba atau Tujuan jangka panjang lainnya.

Semua keputusan pemasaran (marketing decision) akan mengacu kepada konsep pemasaran (marketing concept). Jika sebuah keputusan pemasaran tidak memiliki ketiga unsur ini, maka keputusan tersebut akan ditolak. Hal ini berlaku juga untuk keputusan pemasaran yang bersifat etikal (ethical marketing decision).

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Friday, October 9, 2009

Ekonomi Pasar dan Peran Pemasaran

Membahas kata-kata ekonomi pasar, mengingatkan saya kepada perdebatan mengenai ekonomi neo-liberal dan ekonomi 'kerakyatan' sewaktu kampanye pemilihan presiden kemarin. Tetapi hari ini saya tidak akan membahas mana yang lebih baik, tetapi saya akan mencoba menjelaskan fungsi pemasaran dalam sistem ekonomi.

Pada dasarnya sistem ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Command economy (ekonomi terpimpin), yaitu ekonomi yang dikendalikan oleh pemerintah. Dalam hal ini semua kegiatan dikendalikan oleh pemerintah. Pemerintah menentukan barang apa yang diproduksi, berapa banyak yang akan diproduksi, didistribusikan oleh siapa, kapan, kepada siapa, dan mengapa.
2. Market-directed economy (ekonomi yang dikendalikan oleh pasar, disingkat ekonomi pasar) adalah ekonomi yang ditentukan oleh keputusan individual dari banyak produsen dan banyak konsumen yang akan menciptakan keputusan tingkat makro untuk ekonomi secara keseluruhan.

Menurut pendapat saya, sekarang ini sesungguhnya tidak ada negara yang menganut secara murni salah satu dari dua sistem tersebut.
Contoh :
- Cina yang terkenal dengan ekonomi terpimpin sekarang telah membuka diri dan banyak perusahaan internasional yang masuk dengan bebas untuk berinvestasi di negara tersebut. Pemerintah tidak lagi menentukan barang apa yang akan diproduksi, berapa banyak dan didistribusikan bagaimana. Tetapi pemerintah lebih berfungsi sebagai pengawas agar produsen dan barang yang diproduksinya dapat memberikan manfaat yang terbaik untuk masyarakat secara keseluruhan.
- Amerika serikat yang terkenal dengan ekonomi pasar telah membuktikan ketidakmurniannya pada krisis sub-prime mortgage dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut agar tidak menimbulkan efek domino yang lebih parah bagi ekonomi Amerika.

Sekalipun peran pemasaran dapat diterapkan pada command economy, tetapi peran pemasaran akan lebih terasa di market-directed economy. Hal ini disebabkan karena pada command economy, tidak ada kebebasan untuk memilih (freedom of choice). Ini membuat ketidaksesuaian dan perbedaan produsen dan konsumen sangat terbatas, sehingga peran pemasaran sebagai jembatan penghubung nyaris tidak diperlukan.
Contoh : Untuk apa mengetahui bahwa konsumen roti menyukai roti yang lembut dan manis, jika memang jenis roti yang dibuat sudah ditentukan dan konsumen tidak dapat memilih.

Dalam sistem ekonomi pasar secara makro, peran pemasaran adalah menjadi jembatan antara banyak produsen individual (heterogeneous suppy) dengan banyak konsumen individual (heterogeneous demand)

Prosesnya adalah :
1. Produsen bersama-sama dengan perantara (intermediaries) dan kolaborator (collaborators) akan melakukan fungsi pemasaran universal.
2. Fungsi pemasaran universal tersebut akan mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan antara produsen dan konsumen.
3. Dari proses mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan antara produsen dan konsumen, akan tercipta nilai dan aliran dari barang dan jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Pemerintah dan grup sosial tertentu akan mengawasi semua aktivitas yang terjadi dari produsen sampai dengan konsumen.

Untuk mempermudah anda mengerti proses ini, saya sarankan untuk membaca posting saya sebelumnya yang berjudul 'Pemasaran : Mikro dan Makro' dan 'Fungsi Pemasaran, Perantara dan Kolaborator'

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Friday, August 28, 2009

Fungsi Pemasaran, Perantara dan Kolaborator

Dalam pemasaran terdapat berbagai macam fungsi. Fungsi tersebut adalah pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, standarisasi, pembiayaan dan pengalihan resiko.

Fungsi penjualan dijalankan oleh produsen, sedangkan fungsi pembelian dijalankan oleh konsumen.

Pertanyaannya adalah bagaimana dengan 5 fungsi lainnya : transportasi, penyimpanan, standarisasi, pembiayaan, pengalihan resiko. Apakah 5 fungsi ini bisa dijalankan oleh produsen atau konsumen? Bisa saja. Tetapi bisa dibayangkan betapa repotnya produsen dan konsumen dalam menjalankan semua fungsi tersebut. Untuk sebuah fungsi saja, produsen mungkin harus menciptakan departemen baru yang khusus menjalankan fungsi tersebut. Agar sebuah departemen dapat berjalan dengan, maka diperlukan personalia dan budget. Departemen tersebut juga harus bekerja dalam skala yang ekonomis.

Untuk itu perlu adanya 2 spesialis, yaitu perantara (intermediaries) dan kolaborator (collaborators) yang akan membantu menjalankan fungsi-fungsi tersebut dalam skala yang ekonomis.

Perantara (intermediaries)adalah spesialis yang melakukan transaksi jual beli. Yang dimaksud disini bukan fungsi pembelian atau fungsi penjualan. Tetapi sebagai perantara jual beli. Contoh : distributor, pedagang besar, pedagang kecil.

Kolaborator (collaborators) adalah spesialis yang menjalankan fungsi selain pembelian dan penjualan.
- Fungsi transportasi. Contoh : perusahaan logistik
- Fungsi penyimpanan. Contoh : perusahaan pergudangan
- Fungsi standarisasi. Contoh : BSN (Badan Standarisasi Nasional)
- Fungsi pembiayaan. Contoh : perbankan baik dalam hal kredit modal kerja ataupun kredit pembelian
- Fungsi pengalihan resiko. Contoh : perusahaan asuransi

Spesialis-spesialis tersebut akan bekerja dalam skala yang lebih ekonomis dibandingkan produsen atau konsumen. Dengan adanya 2 jenis spesialis tersebut, produsen dapat memfokuskan dirinya dalam fungsi penjualan dan konsumen dapat memfokuskan dirinya dalam fungsi pembelian.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.
---
Skala yang ekonomis (scale of economics) : jika sebuah perusahaan memproduksi dalam jumlah yang besar, maka biaya untuk setiap produknya akan menurun.

Wednesday, August 26, 2009

Pemasaran : Mikro dan Makro

Pemasaran dapat dilihat dari kacamata Mikro dan Makro

Dari kacamata Mikro, pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi
Dari kacamata Makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial

Masih bingung? Saya akan coba menjelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Dalam kacamata mikro, pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Artinya adalah pemasaran hanya dianggap sebagai alat yang dipakai oleh organisasi untuk mendapatkan laba. Aktivitas itu mencakup penciptaan barang/jasa, menyerahkan kepada konsumen, mengkomunikasikan kepada konsumen, dan memberikan harga untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi konsumen.

Contoh : Sebuah perusahaan roti memandang pemasaran dari kacamata mikro adalah proses pembuatan roti, membawa roti itu ke toko roti, mempromosikan rotinya, dan memberikan harga untuk setiap jenis roti.

Dalam kacamata makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial.
Artinya adalah pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara produsen dan konsumen. Lebih tepatnya antara banyak individual produsen dan banyak individual konsumen. Dalam pandangan pemasaran sebagai proses sosial, sesungguhnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancies) dan perbedaan (separations) antara produsen dan konsumen. Pemasaran menjadi jembatan yang mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan tersebut.

Ketidaksesuaian yang ada adalah :
1. Kuantitas
Produsen akan menjual dalam jumlah yang besar.
Konsumen membutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Contoh : Toko bakeri akan membuat puluhan bahkan ratusan roti dalam satu hari, tetapi seorang konsumen mungkin hanya akan makan 1-3 buah roti per hari.
2. Jenis
Produsen membuat/menyediakan 1 jenis barang/jasa
Konsumen membutuhkan berbagai jenis barang/jasa untuk pemenuhan kebutuhannya
Contoh : Toko bakeri hanya akan memproduksi roti, sedangkan sedangkan seorang konsumen membutuhkan lebih dari roti. Seorang konsumen butuh pakaian, makanan, minuman yang bermacam-macam.

Perbedaan yang ada adalah :
1. Tempat
Produsen akan menempatkan tempat produksinya di lokasi yang menguntungkan secara ekonomis
Konsumen berada di tempat yang tersebar
Contoh : sebuah perusahaan semen akan membuat lokasi pabriknya di tempat yang dekat dengan penghasil kapur, karena pabrik semen adalah material-oriented (berfokus pada bahan baku). Sedangkan pengguna semen bisa berada di seluruh lokasi apakah itu kota atau desa dengan lokasi yang saling berbeda.
2. Waktu
Produsen menginginkan penjualan terjadi pada waktu produksi terjadi.
Konsumen melakukan pembelian ketika mereka membutuhkan barang/jasa tersebut.
Contoh : Toko bakeri menginginkan penjualan terjadi ketika roti keluar dari oven, tetapi pada kenyataannya kita sering melihat bahwa roti tersebut harus dibawa dulu dari oven ke pajangan dan terkadang harus menunggu beberapa waktu sampai konsumen membeli roti tersebut.
3. Informasi
Produsen perlu mengetahui apa, kepada siapa, tempat menjual, kapan, dan pada harga berapa dia harus menjual barang/jasanya.
Konsumen ingin mengetahui siapa yang menyediakan barang/jasa, tempat membeli, kapan membelinya, dan berapa uang yang harus dia keluarkan untuk membeli.
4. Nilai
Produsen menilai barang/jasa dari biaya produksi dan harga kompetitif.
Konsumen menilai barang/jasa dari kemampuan barang/jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan kemampuannya untuk membayar.
Contoh : Perusahaan baju akan menghitung biaya kain, benang, kancing, upah menjahit ditambah dengan keuntungan untuk menentukan harga sebuah baju setelah membandingkan dengan produk pesaing yang sejenis. Konsumen yang akan membeli baju akan melihat apakah sebuah baju dapat membuat dia tampil lebih baik dan kemampuan dia untuk membeli baju tersebut.
5. Kepemilikan
Produsen mempunyai kepemilikan atas barang/jasa yang diproduksinya, tetapi tidak ingin memakainya.
Konsumen tidak mempunyai kepemilikan atas barang/jasa, tetapi menginginkannya.
Contoh : Pabrik mie mempunyai kepemilikan atas mie, tetapi pabrik tersebut tidak serta merta makan semua produksi mienya. Sebaliknya konsumen tidak punya kepemilikan atas mie, tetapi menginginkan mie untuk dikonsumsinya.

Berdasarkan penjelasan diatas tentang pemasaran dipandang dari sisi makro dan mikro, sesungguhnya penting untuk perusahaan mengetahui pemasaran dari sisi mikro tetapi melihat pemasaran dari sisi makro akan memberikan pandangan yang lebih luas tentang fungsi pemasaran.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Monday, August 24, 2009

Pentingkah Pemasaran ?

Kenapa saya harus belajar pemasaran?
Kenapa anda harus belajar pemasaran?
Kenapa kita harus belajar pemasaran?

"Knowledge is power"

Pemasaran adalah sekelompok rangkaian proses. Proses berarti kegiatan. Kegiatan dalam bahasa indonesia dapat dituliskan sebagai predikat. Predikat selalu ditemani oleh Subjek dan Objek.

Siapakah subjek dalam pemasaran?
Subjek dalam pemasaran adalah produsen yang menyediakan barang/jasa.
Kenapa pemasaran penting untuk produsen?
Pemasaran penting untuk produsen karena pemasaran menghubungkan mereka dengan konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli/memakai barang/jasa dari produsen. Dari konsumen lah produsen mendapatkan keuntungan; keuntungan yang akan dipakai produsen untuk bertahan hidup.

Siapakah objek dalam pemasaran?
Objek dalam pemasaran adalah konsumen yang memakai barang/jas.
Kenapa pemasaran penting untuk konsumen?
Dalam ilmu ekonomi mikro kita mempelajari bahwa sesungguhnya yang menanggung semua biaya adalah konsumen.
Kita sebagai konsumen pula yang membayar semua biaya pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Sebuah baju yang anda pakai mencakup biaya pembuatan kapas, biaya pembuatan benang, biaya pembuatan kancing, biaya penjahitan, biaya quality control, biaya transportasi, biaya promosi. Semua biaya tersebut ditambah dengan keuntungan dari masing-masing rantai dibebankan semuanya kepada anda. Kok kita mau yah?

Dalam hidup kita, kita akan berperan sebagai produsen dan konsumen.
Kita adalah seorang produsen. Sekalipun kita sebagai seorang karyawan atau profesional, kita 'menjual' keahlian dan pengetahuan kita kepada orang lain.
Kita adalah seorang konsumen. Kita memilih barang/jasa yang kita konsumsi dari banyak produsen.

Kita adalah produsen dan konsumen. Pemasaran adalah jembatan antara produsen dan konsumen. Pentingkah pemasaran bagi kita?

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

Pemasaran kok Repot ?

Marketing bukanlah ilmu yang sederhana tetapi marketing seperti ilmu lainnya dapat dipelajari. Dan sesungguhnya marketing ada di sekeliling kita. Kita bisa melihat dari contoh yang sederhana yaitu diri kita sendiri.

Apakah baju yang anda pakai, celana yang anda pakai, pakaian dalam yang anda pakai, sepatu yang anda pakai, jam tangan yang anda pakai, makanan dan minuman yang anda konsumsi, musik yang anda dengarkan, lipstik dan parfum yang anda pakai? Pernahkah anda berpikir kenapa anda memilih barang-barang tersebut? Apakah pilihan anda dipengaruhi oleh diri anda sendiri atau selain diri anda?

Dasar dari kata marketing adalah market. Market bisa diartikan berbeda. Dalam ilmu ekonomi, market diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli (bisa berbentuk fisik ataupun tidak). Dalam ilmu marketing, ketika kita berbicara market, maka kita berbicara tentang konsumen. Siapa itu konsumen? Ya! Anda, saya, dia, mereka (kita!) semua adalah konsumen.

Apakah kita mempunyai kebutuhan yang sama? Ya! Kebutuhan adalah hal dasar yang diperlukan manusia. Kita semua butuh makan, minum, tempat tinggal, hiburan, transportasi, komunikasi, pelayanan kesehatan. Semua hal yang disebutkan adalah kebutuhan dasar.

Apakah ilmu marketing mempelajari kebutuhan? Ya, ilmu marketing mempelajari kebutuhann tetapi manusia tidak pernah mengungkapkan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari melainkan keinginan.

Apakah itu keinginan? Keinginan adalah kebutuhan yang spesifik.
Anda ingin makan? Makan nasi? Makan roti? Makan sagu? Makan kentang? Makanan yang baru saja saya sebutkan adalah berbagai jenis makanan pokok.
Anda ingin makan nasi? Nasi goreng? Bubur? Lemper? Bacang? Ketupat? Makanan yang barusan saya sebutkan adalah berbagai jenis makanan yang dibuat dengan bahan baku utama nasi.
Anda ingin makan nasi goreng? Nasi goreng telor? Nasi goreng kambing? Nasi goreng pete? Nasi goreng sosis? Nasi goreng gila?
Contoh diatas berbicara tentang salah satu kebutuhan manusia yaitu makan dengan keinginan yaitu makan nasi. Anda bisa memberi contoh terhadap kebutuhan dan keinginan yang lainnya.

Begitu banyak keinginan setiap orang. Begitu banyak pula penyedia barang dan jasa untuk pemenuhan keinginan tersebut. Bagaimana cara mempertemukan konsumen individual yang mempunyai keinginan yang berbeda dengan produsen individual yang mempunyai produk/jasa yang berbeda? Disitulah pemasaran menjadi jembatan. Jembatan antara produsen individual yang berbeda dan konsumen individual yang berbeda.

Inilah definisi pemasaran berdasarkan Philip Kotler :
"Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholders."

Dari definisi tersebut ada beberapa hal yang dapat diperhatikan :
1. Pemasaran adalah satu fungsi organisasi. Berarti pemasaran digunakan oleh organisasi, organisasi menjadi subjek dan konsumen sebagai objek.
2. Seperangkat proses. Berarti pemasaran adalah gabungan dari beberapa proses, bukan satu kegiatan saja.
3. Menciptakan, mengkomunikasikan, menyerahkan. Ini adalah proses dari menciptakan barang/jasa sampai dikonsumsi oleh konsumen. Hal ini kadang tidak berhenti sampai dikonsumsi tetapi berlanjut pada hubungan setelah penjualan (after sales service).
4. Mengelola hubungan pelanggan. Dalam kenyataannya mendapatkan pelanggan baru biayanya lebih besar dibandingkan mempertahankan pelanggan yang lama.
5. Cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholders. Tujuan utama dari sebuah organisasi adalah menghasilkan keuntungan, tetapi yang menarik disini adalah adanya kata-kata stakeholders. Stakeholders bukanlah shareholders. Stakeholders mencakup pemilik perusahaan, konsumen, saluran distribusi, supplier, lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Sedangkan shareholders hanya mencakup pemilik perusahaan.

Ini adalah perkenalan terhadap ilmu pemasaran. Saya harap anda dapat mendapatkan gambaran awal tentang pemasaran.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.