Wednesday, August 26, 2009

Pemasaran : Mikro dan Makro

Pemasaran dapat dilihat dari kacamata Mikro dan Makro

Dari kacamata Mikro, pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi
Dari kacamata Makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial

Masih bingung? Saya akan coba menjelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Dalam kacamata mikro, pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Artinya adalah pemasaran hanya dianggap sebagai alat yang dipakai oleh organisasi untuk mendapatkan laba. Aktivitas itu mencakup penciptaan barang/jasa, menyerahkan kepada konsumen, mengkomunikasikan kepada konsumen, dan memberikan harga untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi konsumen.

Contoh : Sebuah perusahaan roti memandang pemasaran dari kacamata mikro adalah proses pembuatan roti, membawa roti itu ke toko roti, mempromosikan rotinya, dan memberikan harga untuk setiap jenis roti.

Dalam kacamata makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial.
Artinya adalah pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara produsen dan konsumen. Lebih tepatnya antara banyak individual produsen dan banyak individual konsumen. Dalam pandangan pemasaran sebagai proses sosial, sesungguhnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancies) dan perbedaan (separations) antara produsen dan konsumen. Pemasaran menjadi jembatan yang mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan tersebut.

Ketidaksesuaian yang ada adalah :
1. Kuantitas
Produsen akan menjual dalam jumlah yang besar.
Konsumen membutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Contoh : Toko bakeri akan membuat puluhan bahkan ratusan roti dalam satu hari, tetapi seorang konsumen mungkin hanya akan makan 1-3 buah roti per hari.
2. Jenis
Produsen membuat/menyediakan 1 jenis barang/jasa
Konsumen membutuhkan berbagai jenis barang/jasa untuk pemenuhan kebutuhannya
Contoh : Toko bakeri hanya akan memproduksi roti, sedangkan sedangkan seorang konsumen membutuhkan lebih dari roti. Seorang konsumen butuh pakaian, makanan, minuman yang bermacam-macam.

Perbedaan yang ada adalah :
1. Tempat
Produsen akan menempatkan tempat produksinya di lokasi yang menguntungkan secara ekonomis
Konsumen berada di tempat yang tersebar
Contoh : sebuah perusahaan semen akan membuat lokasi pabriknya di tempat yang dekat dengan penghasil kapur, karena pabrik semen adalah material-oriented (berfokus pada bahan baku). Sedangkan pengguna semen bisa berada di seluruh lokasi apakah itu kota atau desa dengan lokasi yang saling berbeda.
2. Waktu
Produsen menginginkan penjualan terjadi pada waktu produksi terjadi.
Konsumen melakukan pembelian ketika mereka membutuhkan barang/jasa tersebut.
Contoh : Toko bakeri menginginkan penjualan terjadi ketika roti keluar dari oven, tetapi pada kenyataannya kita sering melihat bahwa roti tersebut harus dibawa dulu dari oven ke pajangan dan terkadang harus menunggu beberapa waktu sampai konsumen membeli roti tersebut.
3. Informasi
Produsen perlu mengetahui apa, kepada siapa, tempat menjual, kapan, dan pada harga berapa dia harus menjual barang/jasanya.
Konsumen ingin mengetahui siapa yang menyediakan barang/jasa, tempat membeli, kapan membelinya, dan berapa uang yang harus dia keluarkan untuk membeli.
4. Nilai
Produsen menilai barang/jasa dari biaya produksi dan harga kompetitif.
Konsumen menilai barang/jasa dari kemampuan barang/jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan kemampuannya untuk membayar.
Contoh : Perusahaan baju akan menghitung biaya kain, benang, kancing, upah menjahit ditambah dengan keuntungan untuk menentukan harga sebuah baju setelah membandingkan dengan produk pesaing yang sejenis. Konsumen yang akan membeli baju akan melihat apakah sebuah baju dapat membuat dia tampil lebih baik dan kemampuan dia untuk membeli baju tersebut.
5. Kepemilikan
Produsen mempunyai kepemilikan atas barang/jasa yang diproduksinya, tetapi tidak ingin memakainya.
Konsumen tidak mempunyai kepemilikan atas barang/jasa, tetapi menginginkannya.
Contoh : Pabrik mie mempunyai kepemilikan atas mie, tetapi pabrik tersebut tidak serta merta makan semua produksi mienya. Sebaliknya konsumen tidak punya kepemilikan atas mie, tetapi menginginkan mie untuk dikonsumsinya.

Berdasarkan penjelasan diatas tentang pemasaran dipandang dari sisi makro dan mikro, sesungguhnya penting untuk perusahaan mengetahui pemasaran dari sisi mikro tetapi melihat pemasaran dari sisi makro akan memberikan pandangan yang lebih luas tentang fungsi pemasaran.

Silahkan bertanya jika ada tulisan saya yang belum jelas.
Saran dan kritik juga akan sangat saya hargai. Terima kasih.

6 comments:

  1. Terima kasih.. Artikelnya sangat membantu sekali buat saya yang baru belajar tentang pemasaran..
    Contoh-contohnya juga mudah dipahami.. ^_^

    ReplyDelete
  2. Terima kasih untuk komentar sonyapermataputri.

    Pujiannya membuat saya bersemangat untuk menulis kembali.

    Saya harap sonyapermataputri bisa mendapatkan sesuatu dari tulisan saya.

    Jika ada pertanyaan yang belum dituliskan disini, silahkan bertanya langsung kepada saya.

    ReplyDelete
  3. Teeima kasih postingan artikel tentang marketing,klo boleh minta tolong diposting tentang marketing kredit mikro yang lebih spesifik lagi
    Trrima kasih

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete